MENGALAMI KASIH ALLAH
HARI MINGGU PRAPASKAH IV (19 Maret 2023)
1Sam. 16:1b, 6-7, 10-13a; Mzm. 23:1-3a, 3b-4, 5,6;
Ef. 5:8-14; Yoh. 9:1-41
Hari Minggu Prapaskah IV dikenal pula dengan sebutan Minggu Lactare atau Minggu Sukacita. Pada hari Minggu ini umat beriman diberikan kesempatan mengalami kasih Allah yang lebih utuh dalam pertobatan. Umat beriman pantas bersyukur, karena Tuhan masih memberi waktu dan kesempatan untuk bertobat dan membarui diri.
Membangun sikap tobat yang sungguh-sungguh akan membuat kita merasa dipulihkan dari kebutaan, bangkit dari kelumpuhan dan mengalami berbagai macam rahmat Allah dalam kehidupan. Membangun sikap tobat sama dengan hidup dengan kekuatan dan semangat baru. Mengubah hidup menjadi baik dan lebih baik lagi. Pertobatan sesungguhnya adalah anugerah Allah.
Dari bacaan pertama hari ini, kita menjadi tahu bahwa rencana keselamatan Allah itu beragam caranya. Tidak dibatasi ruang dan waktu. Melalui kisah Raja Daud yang diurapi, kita semakin diyakinkan bahwa orang yang dipakai Tuhan dikaruniai hikmat dan diurapi Roh. Tanpa berkat istimewa ini, manusia tidak akan maksimal melakukan kehendak Allah. Hal senada juga ditegaskan dalam Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus, bahwa segala keutamaan hidup itu bukan usaha manusia semata melainkan juga berkat terang Kristus dan campur tangan Allah.
Orang yang buta sejak lahir kemudian bisa melihat sama dengan orang yang lahir kembali. Tuhan Yesus yang memulihkan penglihatan orang yang buta sejak lahir sama dengan membuat orang itu lahir kembali. Orang itu menikmati kehidupan baru; dari segalanya gelap menjadi terang benderang. Alangkah bahagianya orang itu. Tindak Tuhan Yesus itu setara dengan memberikan kehidupan baru.
Baptisan yang kita terima adalah kehidupan baru setelah hidup dalam kegelapan karena dosa asal dan dosa pribadi. Dengan pembaptisan umat beriman lahir sebagai manusia baru dalam Roh dan kebenaran. Sebagai manusia baru, umat beriman harus hidup sebagai anak-anak terang yang berbuahkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Tuhan Yesus telah membuka mata batin manusia akan kehadiran-Nya di dalam seluruh kehidupan manusia. Masa Prapaskah saat yang tepat untuk bertobat dan meninggalkan kegelapan, kebutaan rasa akibat dosa dan dengan bimbingan-Nya, kita menjadi percaya diri beralih kepada terang yang sesungguhnya, yakni Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat. ***