Dalam masa Prapaskah berlangsung persiapan khusus berpedoman pada kalender liturgi Gereja. Biasanya, berupa pendalaman iman di rayon, sesuai tema yang sudah ditentukan. Selain itu, secara pribadi saya menjalankan puasa dan pantang semampunya sebagai bentuk pelaksanaan Aksi Puasa Pembangunan (APP).
Untuk menjalankan APP, saya selalu menyiapkan diri dengan membersihkan batin, mengoreksi, merenungkan segala hal yang sudah dijalani selama hidup; terutama melalui pendalaman iman dan pantang dan berpuasa. Dalam kegiatan pendalaman iman, bahan/materinya telah ditentukan. Umat mengikuti alurnya, berbagi pengalaman dan pemahaman tentang iman yang dihayati umat di rayon selama ini. Ada tantangan tersendiri karena sebagian besar umat mengalami kesulitan menyampaikan sharing pengalamannya. Dari pengalaman Prapaskah pada tahun-tahun sebelumnya, warga Rayon St. Koleta rutin melaksanakan pendalaman iman.
Saya berusaha menjalankan aturan-aturan Gereja dalam hal pantang dan puasa di masa Prapaskah. Dalam masa inilah semestinya tumbuh sikap, semangat, dan spiritualitas pertobatan. Pertobatan berarti meninggalkan hal-hal atau kebiasaan, tingkah laku, pola pikir tidak baik dan tidak sesuai dengan iman. Selanjutnya, mengganti hal tersebut dengan cara pandang atau sikap positif. Konkritnya, saya mengurangi kebiasaan minum kopi. Biasanya bisa minum kopi dua-tiga kali sehari. Karena ingin konsekuen ‘mengisi’ masa Prapaskah, maka saya berhenti total minum kopi kesukaan. Memang, hal ini masih bersifat lahiriah. Saat puasa, saya tidak makan dan minum mirip puasa Muslim.
Dalam masa Prapaskah, sebagai kepala rumah tangga dan orangtua, saya berusaha menjaga ketenteraman dan kenyamanan di dalam keluarga. Saya berusaha mengontrol perkataan yang terucap. Biasanya agak keras menjadi agak lembut, tidak menuruti ego dan emosi. Meskipun, jujur, saya masih “terpeleset” saat berucap.
Dalam hal ber-APP, umat biasanya menyisihkan uang. Berbeda waktu sebelumnya yang menggunakan amplop, kini menggunakan metode baru yakni menggunakan celengan toples plastik. Saat masih menggunakan amplop, bakal diketahui identitas orangnya. Ada efeknya bila menggunakan amplop: orang segan memberi dalam jumlah sedikit. Sementara dengan metode baru, maknanya menjadi lebih mendalam. Bukan sekedar mencari atau mengumpulkan uang, melainkan melatih dan membina semangat pengorbanan tanpa mesti diketahui nama. Semangat berkorban tetap hidup dalam sanubari umat.
Herman Ponimin
Katekis. Umat Stasi Kristus Bangkit Pasar Usang
Paroki St. Fransiskus Assisi Padang