Romo Kebet sedang duduk santai di teras depan pastoran. Sembari menikmati kopi panas, Romo Kebet dihampiri sebelas Orang Muda Katolik (OMK) yang baru pulang latihan sepak bola. Rombongan disambut hangat Romo Kebet yang mempersilakan mengasoh bersama. Salah satu OMK iseng bertanya kepada Romo Kebet, “Mengapa kita mempunyai anggota Dua Mata,Lanjutkan Membaca

Setelah membongkar gundukan tanah yang masih becek di samping kiri halaman pastoran sore hari, Romo Kebet beristirahat sejenak di teras pastoran sembari menyeruput teh hangat buatan sendiri. Sambil memandangi hasil bongkaran tanah tersebut, Romo Kebet didatangi lima remaja tingkat SMP. Mereka anggota Bina Iman Remaja (BIR) yang sedang menyiapkan tabloLanjutkan Membaca

Setelah kunjungan pastoral di satu stasi jauh selama enam hari, Romo Kebet dan tiga anggota tim pastoral pun pulang menuju Pastoran. Dalam perjalanan pulang, enam Orang Muda Katolik (OMK) stasi tersebut menumpang boat – setelah libur Natal dan Tahun Baru 2023 di kampung. Romo Kebet dan OMK punya tujuan perjalananLanjutkan Membaca

Romo Kebet sedang bertukar pikiran dengan delapan Orang Muda Katolik (OMK) di beranda depan Pastoran. Salah satu di antara OMK curhat dan galau dengan ujian akhir yang bakal dijalani empat bulan lagi. Setelah seksama mendengarkan curhatan tersebut, Romo Kebet mengambil cerita lama India mengenai tikus yang takut melihat seekor kucing.Lanjutkan Membaca

Sambil berjalan-jalan di taman pastoran, Romo Kebet membuka smartphone miliknya. Romo Kebet mendapatkan kiriman kisah bijak dari sahabatnya.   Alkisah, hiduplah seorang saudagar kaya, memiliki tiga orang putra. Ia memiliki cincin yang dianggapnya bertuah karena sejak menggunakannya keberuntungan & kesuksesan menghampirinya. Di masa tua, saudagar itu bingung. Kalau cincin ituLanjutkan Membaca

Senja itu, Romo Kebet duduk-duduk di serambi pastoran. Romo Kebet membolak-balik buku untuk mendapatkan inspirasi khotbahnya. Pandangannya tertuju pada satu halaman berisi kisah pendek berikut: Hiduplah seorang raja yang bijak. Raja ini senang keluar dari istana, blusukan ke pelosok negerinya. Sambil blusukan, raja itu mengamati karakter rakyatnya. Suatu hari, rajaLanjutkan Membaca

Romo Kebet membaca sebuah buku yang berisi kumpulan “kisbi” (Kisah Bijak). Pandangannya tertarik pada kisah berikut: Konon di sebuah padepokan, hiduplah orang Sufi. Ia sedang bersengketa dengan seorang pemilik penginapan. Pokok permasalahan adalah tapal batas tanah milik mereka berdua. Di saat Sufi itu mengajar para muridnya, datanglah pemilik penginapan ituLanjutkan Membaca

Romo Kebet bermaksud mendapatkan ide untuk homili. Dengan duduk santai di teras pastoran, Romo Kebet menjelajah dunia maya dengan handphone di tangannya. Romo Kebet membawa serta juga beberapa buku cerita kisah bijak. Buku itu dibolak-baliknya. Romo Kebet menemukan cerita pendek Buku 101 Cerita Bijak dari Korea Symphony of Life fromLanjutkan Membaca

Usai merayakan Ekaristi, Romo Kebet mendekati ruang kegiatan Bina Iman Anak (BIA). Ruangan itu ramai dengan anak-anak dan para pendampingnya. Melihat kedatangan Romo Kebet, pendamping BIA mempersilakannya masuk untuk berbicara kepada anak-anak. “Adik-adik, kita kedatangan Romo! Romo ini punya cerita lho. Maukan….kalian mendengarkan Romo bercerita?’ tanya Erlina – pendamping BIA.Lanjutkan Membaca

Romo Kebet rehat sejenak dari kesibukkannya di kantor. Diambilnya waktu untuk berjalan-jalan di lorong rumah sakit. Sejenak kemudian, handphone di tangannya berbunyi. Dihidupkannya salah satu benda kesayangan itu. Ternyata seorang temannya mengirimkan pesan berupa cerita pendek, percakapan antara seorang theofilus (orang yang percaya adanya Tuhan) dan agnostik (orang yang tidakLanjutkan Membaca