Bagaimana antusiasme umat menjalani masa Prapaskah? Harus jujur saya katakan, sejauh penglihatan dan pengamatan selama ini terutama di paroki yang pernah dilayani dan paroki sendiri, terlihat tidak sangat antusias. Karena memang tidak tampak tanda-tandanya. Umat terlihat lebih antusias tatkala masuk masa Natal dan Tahun Baru. Terkait aktivitas dalam masa Prapaskah,Lanjutkan Membaca

Dalam masa Prapaskah berlangsung persiapan khusus berpedoman pada kalender liturgi Gereja. Biasanya, berupa pendalaman iman di rayon, sesuai tema yang sudah ditentukan. Selain itu, secara pribadi saya menjalankan puasa dan pantang semampunya sebagai bentuk pelaksanaan Aksi Puasa Pembangunan (APP). Untuk menjalankan APP, saya selalu menyiapkan diri dengan membersihkan batin, mengoreksi,Lanjutkan Membaca

Saya berdomisili di Kota Payakumbuh sejak tahun 1995. Itu berarti dua puluh delapan tahun sebagai salah satu umat Katolik di Paroki St. Fidelis A Sigmarinda Payakumbuh. Apa yang biasa dilakukan dalam masa Prapaska? Yang pasti, di rayon-rayon berlangsung kegiatan pendalaman iman. Biasanya, bahan disiapkan oleh Komisi Kateketik (Komkat) Keuskupan PadangLanjutkan Membaca

Salam belas kasih,Saudari dan saudara yang budiman, umat se-keuskupan Padang dan para pembaca Gema yang dikasihi Tuhan, Masa Prapaskah baru saja dimulai, sesudah perayaan-perayaan di sekitar Tahun Baru Imlek. Tentunya, kita tidak mau terlena dengan pesta pora. Bacaan-bacaan liturgis yang menarik dalam Masa Prapaskah ini mengundang kita untuk mengisi masaLanjutkan Membaca

Selesai perkuliahan di Yogyakarta, saya menjadi guru SMP Santo Petrus Tuapeijat, Sipora Utara,Mentawai sejak empat tahun terakhir. Lewat tulisan ini, saya ingin menuliskan ‘perbandingan’ suasana dan nuansa masa prapaskah yang ada di Tuapeijat dan di kampung halaman, Ugai, yang terletak di daerah Rereiket, Siberut Selatan, Mentawai. Dalam konteks keterlibatan umatLanjutkan Membaca

Dalam setahun, kunjungan pastoral ke Wilayah Sagulubek berlangsung tiga kali. Yang pasti, pada setiap kunjungan ke wilayah ini – terdapat tujuh stasi – berlangsung Perayaan Ekaristi yang dipersembahkan pastor. Kalau tidak ada halangan, biasanya dua pastor sekaligus ‘turun’ ke lapangan. Namun, kalau ada halangan tertentu, terpaksa hanya seorang imam yangLanjutkan Membaca

Sama dengan umat Katolik lainnya di seluruh dunia, saya awali masa Prapaskah dengan menerima abu pada Rabu Abu. Bagi saya pribadi, Rabu Abu merupakan tanda ‘memulai’ masa pertobatan dan menyadari diri. Saya sadari berasal dari abu tanah dan kelak akan kembali menjadi abu. Telah berulang kali masa Prapaskah saya jalani,Lanjutkan Membaca

Salah satu laku dalam masa Prapaskah adalah berpantang dan berpuasa. Bagi kalangan Katolik, berpantang dan berpuasa menjadi tanda pertobatan, penyangkalan diri, dan mau menyatukan sedikit pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib – sebagai silih dosa kita dan demi mendoakan keselamatan dunia. Pantang dan puasa selalu terkait dengan doa.Lanjutkan Membaca

Sebagaimana kebiasaan yang dilakukan tahun-tahun silam, umat menjalani masa Prapaskah seturut arahan dan anjuran yang disampaikan pastor paroki. Selain mengikuti Misa Kudus, juga terlibat dalam pendalaman iman yang dikoordinir seksi katekese dewan pastoral paroki (DPP). Warga rayon siap menjalani dan melaksanakan sejumlah aktivitas yang dirancangkan selama masa Prapaskah. Selama 40Lanjutkan Membaca

“Jangan baperan dong! Bersikap biasa sajalah!” Mungkin, kalimat semacam itu terlontar dalam percakapan sehari-hari. Baperan berasal dari istilah gaul ‘baper’ yang merupakan singkatan dari ‘bawa perasaan’. Istilah ini tidak selalu soal perasaan cinta maupun asmara, tetapi juga digunakan pada seseorang yang memiliki sifat sensitif dan kerap menggunakan emosinya untuk menanggapiLanjutkan Membaca